Sunday, June 11, 2017

Skins a.k.a Pieles (2017) REVIEW


"It's not just about to feel, but how to accept, giving, and care each other without see what they are"

Film yang satu ini menarik perhatian gua dengan segala keanehan dan sedikit surreal yang disuguhkan oleh Eduardo Casanova. Film yang juga memasuki Festival Film Berlin dengan mendapatkan sebuah nominasi tetapi tidak memenangkannya. Bisa dibilang film seperti ini jarang di dunia perfilman.

Film ini menceritakan kisah orang-orang yang cacat, kelainan yang membuat kehidupan sosial mereka menjadi sebuah tantangan berat untuk mencari orang-orang yang bisa menerima mereka apa adanya bahkan ada disuatu momen mereka kehilangan semangat jati diri untuk hidup.



Film yang disutradarai Eduardo Casanova ini menarik, mulai dari segi cerita, sinematografi, musik, hingga aspek lainnya yang berjalan dengan baik. Well, dari script menurut gua sudah bagus hanya saja, terasa kurang juga tidak begitu dipoles lebih lanjut, kayak masih terlihat script mentahnya, belum hasil yang matang, sehingga yang ditampilkan hanya sebuah gagasan saja. Ada beberapa kemungkinan; durasi yang cukup singkat, atau karakter yang dibawakan begitu banyak. Tetapi secara keseluruhan dia membawa gagasan ini dengan baik walau dibalut dengan visual melancholis yang dicampur dengan face character yang cukup disturbing menurut gua. Model plotnya sendiri seperti terlihat acak-acakan tetapi semakin lama, kisah satu karakter dengan yang lain akan terkait dengan sendirinya.



Dari sinematografinya, bener-bener merepresentasikan dan menciptakan suasana melankolis dan bener-bener ngebantu. Awalnya gua masih ngerasa aneh dan ketika semakin lama lu kenal karakternya, semakin mendalami kisah dan perasaannya, warna itu yang semula rasanya aneh malah berubah dan memberikan kesan lembut juga melankolis. Pemilihan ungu menjadi sebuah hal yang tepat untuk menghasilkan kesan tersebut, bahkan ditaruh diseluruh adegan tanpa terkecuali.



Ada satu hal yang paling gua suka dan buktinya masih terngiang-ngiang dikepalaku. Soundtracknya. Lu bakal denger lagu yang menurut gua familiar yang berjudul Augien Canto, atau dalam Inggrisnnya, Someone Sang. Lagu itu bener-bener ngelekat dipikiran dan telinga gua, memberikan kesan hangat, nyaman, juga sedih.



Well, minus dari film ini selain script kurang matang, koneksi penonton terhadap karakter masih kurang intim walau gua sudah dapat feelnya. Soal akting para cast-sih lumayan-lumayan aja.
Dengan segala keabsurd-an ala Eduardo Casanova ini berhasil memberikan sebuah pesan yang begitu bermakna. Sebuah film yang mengajakmu untuk merasakan bagaimana hidup menjadi mereka yang berbeda dari kita, entah itu fisik juga psikologis, bahkan orang-orang seperti ini pada realitanya bahkan dipinggirkan. Ini bukan hanya soal untuk merasakan apa yang mereka rasakan, seakan mengajak kita untuk belajar menerima, merangkul, juga peduli akan sesama tanpa memandang siapa mereka dan rupanya.



Well, secara konklusif, film ini memberikan pengalaman berbeda dalam menonton dan cerita yang kesannya cukup deep menjadi rekomendasi untuk kalian yang suka film-film aneh, yang absurd. Memang ini film gak populer, dan banyak juga yang ga suka dengan film ini karena ketidakjelasan pada momen tertentu juga kesannya boring bagi yang tidak biasa.

RATING: 8.0/10

No comments:

Post a Comment