Friday, July 7, 2017

FERMAT'S ROOM 2007 REVIEW


"an extraordinary math thriller that heating your mind"

SINOPSIS:
4 orang matematikawan mendapatkan sebuah undangan rahasia untuk menuju ke suatu pertemuan dengan terlebih dulu memecahkan soal di undangan tersebut kemudian mengikuti aba-aba dan bertemulah ke-4 orang itu pada satu tempat, pertemuan yang begitu tidak jelas hingga mereka menyadari ada sesuatu yang janggal dan tak ada waktu untuk kembali.

REVIEW:
Film satu ini buat gua tertarik mengikuti plot yang mengalir dengan tensi yang semakin memuncak. Dengan modal gaya matematika berbalut seni yang indah dan ditabur bumbu-bumbu misteri thriller yang terasa fresh dan unik. Sebenarnya model beginian udah biasa sih, tetapi bagaimana film ini membawa audiensnya ini lewat misteri yang berpacu dengan waktu memberikan kesan yang baik.

Openingnya aja udah ngasih satu aba-aba bahwa apa yang kita saksikan selanjutnya sangat identik dan kental akan matematika. Film ini tak membuatmu bagai orang bodoh, malah kamu disini duduk untuk melihat, menyaksikan dan ikut mengulik satu-persatu yang terlibat di pertemuan itu, mencari tahu siapa dalang, korban, alasan dan sejenisnya. Tak perlu kita memahami betul teka-teki yang mereka kerjakan walau ada beberapa reviewer lain nyoba.

Backstory para karakter diawal sangatlah kosong, hingga audiens terkoneksi dengan sang karakter lewat kepanikan, kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi. Belum lagi, suasana yang tercipta benar-benar intens, warna merah dan kuning terang betul-betul efektif. Soal scorenya sih fine-fine aja tetapi ada shaky-cam di adegan-adegan akhir yang ngasih audiens dua kesan, pusing dengan tensi semakin tinggi, dan satu lagi, terganggu dan memberikan kesan buruk sedikit pada penonton. Kalau lu yang suka art-house pada kebanyakan tipe pertama, nganggapnya efektif, ujung-ujungnya, it’s depend on your perspective, ga bisa maksa. Well, sebenarnya masih ada yang terasa janggal dan kurang jelas dan bahkan


Dari film ini juga lu bakal lihat, and it’s like sebuah representasi terhadap ilmuwan matematika terkenal dulu, apalagi orang yang terlalu obesesi dengan penemuannya, bahkan hal yang dia kerjakan jika gagal sedikit atau ada yang mengganggunya, bisa gila atau ujung-ujungnya bunuh diri. Bahkan gua belajar dari film ini bahwa setiap kita mengambil sebuah ambisi, jangan terlalu berlebihan, plus biarkan dunia tetap seperti ini daripada ujung-ujungnya menciptakan malapetaka.

Well, bukan maksud gua untuk menyindir atau menjelek-jelekkan reviewer lain. Ada satu kasus dan gua ga setuju dan complain bahwa ketegangan selanjutnya dia gak ada ngerasa apa-apa, like, datar. Satu hal yang bikin memperburuk kesan ialah, ketika mencoba memecahkan teka-tekinya, entah betul apa enggak, mudah entah tidaknya, dan menurutnya teka-teki itu terlalu mudah bagi orang yang udah ahli matematika, tetapi pada film ini, berbeda suasana, belum lagi panik yang menerpa, ini itu dan segalanya yang menganggu pikiran mereka, plus karena mereka ada sering nge-pause, ini bakal ngerusak kesan lu pas lagi nonton film ini.

Yang bisa lu ambil dari kasus itu ialah, kalau menonton sebuah film terutama jika ingin menilai sebuah film, harus menonton tanpa ada mempause, atau berhenti sejenak kemudian lanjut lagi, karena ini bisa mengganggu kesan lu ketika menonton. Coba aja deh bedain, --tetapi ini opini dan ini hasil pengamatan gua, so belum tentu juga. Beberapa artikel juga menegaskan dan ga selalu berpatokan dari situ juga karena setiap orang punya prinsip dan cara tertentu dalam menilai film.

Tapi ingat ya guys, kesan tidak bisa dibohongin walau apapun dalam film itu udah bagus. So, kalo kalian merasa film ini kurang, ya itu opinimu dan gua akan beri respect terhadap opinimu.

So, gitu saja guys!

Menurut kalian gimana?
Tulis dikomentar!

Keep following me for an update review on instagram!

HAVE A NICE DAY AND LIVE FOR MOVIES!

No comments:

Post a Comment